Powered By Blogger

Pages

masukkan nama anda dan pasangan anda untuk mengetahui kecocokan dan masa depan hubungan kalian

Klik kiri untuk kasih makan dia !!

Saturday, July 16, 2011

Surat Grace mengubah sejarah

Ada seorang anak perempuan kecil yang bernama Grace Bedell, dan tinggal di New York.
Saat berusia 11 tahun, dia menulis surat kepada seorang pria yang sangat terkenal. Surat itu berisi permintaan agar si pria tersebut memelihara jenggot. Grace menganggap wajah pria itu terlalu kurus, dan pria itu akan tampak lebih baik apabila berjenggot.
Suatu hari, ketika pria itu datang ke kota Grace, yaitu kota New York, dengan naik kereta api, dia minta untuk bertemu dengan Grace. Grace pun pergi menemuinya. Ketika pria itu melihat Grace, dia kemudian mencium Grace dan berkata. “Kamu lihat sendiri kan, aku membiarkan jenggot ini tumbuh untukmu, Grace.”
Siapakah pria ini? Anda mungkin sering melihat gambar atau photonya. Namanya tidaklah asing lagi, yaitu Abraham Lincoln, salah satu Presiden Amerika Serikat yang paling terkenal.
Anda dapat membayangkan betapa gembiranya Grace, karena seorang presiden mau mendengarkannya. Bahwa surat seorang anak perempuan kecil seperti Grace, mampu mengubah sejarah.

Tukang Roti dan Petani

Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani. Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram. Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar, berat mentega itu tidak penuh satu kilogram. Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan. Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan.
Pada saat sidang, hakim berkata pada petani, “Tentu kau mempunyai timbangan?”
“Tidak, tuan hakim,” jawab petani.
“Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?” tanya hakim.
Petani itu menjawab, “Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan hakim. Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu.”
Smiley…! Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita sendiri pada orang lain.

Mempertaruhkan Hidup

Di depan para muridnya, seorang guru menceritakan pengalaman bertemu dengan seorang veteran prajurit mantan penerbang Perang Dunia II.
Pada suatu hari, prajurit tersebut harus menerbangkan ratusan pekerja rodi dari Cina untuk menggarap proyek jalan lintas hutan di Myanmar.
Jarak tempuh penerbangan tersebut cukup jauh dan lama. Untuk menghilangkan kebosanan sekaligus memanfaatkan waktu luang, para pekerja itu bermain judi dengan kartu.
Awalnya mereka bertaruh dengan uang dan harta yang melekat di badannya. Nah, semakin lama lantaran tidak ada lagi yang dipertaruhkan, mereka bertaruh dengan hidupnya. Yang kalah harus terjun ke luar pesawat tanpa menggunakan parasut. Bayangkan!
“Alangkah mengerikan dan kejamnya mereka!” teriak seorang murid mendengar cerita tersebut.
“Memang, benar,” jawab Guru, “Tapi dengan begitu justru permainan menjadi semakin asyik!”
Kemudian ia melanjutkan bicara, “Engkau baru bisa mensyukuri hidup bila pernah mempertaruhkannya.”

 
Powered by Blogger